Pohon kersen adalah pohon perdu. Umumnya, tingginya hanya sekitar 3-6 meter. Cabang-cabangnya mendatar, membentuk naungan yang lebar. Dengan daun yang rindang, pohon kersen bagaikan sebuah payung raksasa yang sedang mengembang. Itu sebabnya pohon kersen banyak digunakan sebagai pohon peneduh. Terutama oleh pedagang keliling. Orang Inggris menyebutnya Singapore Cherry. Orang Belanda menyebutnya Japanese Kers.
Daun kersen berbentuk lonjong. Daun itu berada di ranting dengan posisi mendatar, selang-seling satu sama lain. Bunga muncul dari ketiak daun. Warnanya putih. Bunga yang mekar menonjol keluar ke atas helai-helai daun. Namun setelah menjadi buah, menggantung ke bawah, tersembunyi di bawah helai daun.
Buah kersen berbentuk bulat dengan tangkai yang cukup panjang. Warna buah hijau ketika muda. Makin lama, warnanya makin kuning dan menjadi merah ketika buah sudah matang. Buah kersen itu kecil, tetapi berisi ribuan biji yang kecil-kecil berwarna putih kekuningan. Rasa buah manis. Banyak orang menyukainya.
Burung pemakan buah dan codot (sejenis kelelawar kecil) juga menyukai buah kersen. Tetapi, mereka tidak bisa mencerna biji kersen dengan baik. Di dalam perut binatang itu, biji kersen masih utuh dan akan terbuang bersamaan dengan kotoran mereka. Biji yang terbuang itu jika jatuh di tempat yang subur, akan tumbuh menjadi pohon kersen.
Akibat ulah binatang tadi yang suka membuang kotoran di sembarang tempat, pohon kersen sering ditemukan sebagai tanaman liar dimana-mana. Misalnya di trotoar, lahan parkir, dinding got, retakan tembok pagar, dan tempat-tempat terbuka lainnya. Yaps, tanpa sengaja, mereka ikut menyebarluaskan pohon ini.
-sumber: Majalah Bobo no.41, 19 Januari 2012, Hal.37-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar