Nama latinnya Myrciaria cauliflor. Tanaman ini masih sekeluarga dengan jambu. Seperti pohon jambu, pohon jaboticaba berdiri tegak, bukan merambat seperti pohon anggur. Batangnya berwarna cokelat dengan sedikit mengelupas di sana sini, mirip batang pohon jambu. Bunganya cantik berwarna putih, mirip bunga pohon jambu. Tetapi, buah jaboticaba sangat berbeda dari buah jambu biasa. Buah ini bentuknya bulat, kira-kira sebesar stoberi.
Warna buah hijau di waktu muda. Setelah matang, warnanya menjadi ungu kehitaman. Daging buahnya berwarna putih. Menurut orang Brazil, seperti lemak kura-kura. Lemak kura-kura dalam bahasa Tupi disebut jabotim. Dari kata jabotim itulah berkembang menjadi jaboticaba. Bahasa tupi adalah bahasa yang digunakan suku Tupi yang tinggal di pedalaman Brazil.
Buah jaboticaba tumbuh menempel di batang pohon, bukan di ranting seperti buah-buah pada umumnya. Rasa buah berubah-ubah sesuai usia. Ada rasa leci, markisa, jambu merah, srikaya, sirsak, dan angggur.
Benar-benar unik buah ini. Jika ingin menanamnya, kamu bisa membeli bibitnya di tukang tanaman, karena di Indonesia banyak yang membudidayakan tanaman ini. Tetapi, untuk menanam pohon ini harus punya kesabaran yang besar. Karena, pohon jaboticaba hanya bisa diperbanyak dengan biji. Ia tak bisa ditanaman dengan stek ataupun okulasi. Tumbuhnya pun cukup lamban. Dalam setahun, pohon jaboticaba hanya tumbuh sejengkal saja. Bagaimana bisa sabar menunggu sampai pohon ini berbuah?
-sumber: Majalah Bobo no. 3, 26 April 2012, Hal. 30-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar